Duka menyelimuti warga Bandar Lampung setelah penemuan jasad seorang bocah di aliran Sungai Way Betung, Kecamatan Sukarame. Jasad yang ditemukan pada Rabu pagi (25/6) tersebut diduga kuat adalah korban tenggelam. Peristiwa tragis ini sontak mengejutkan dan membawa kesedihan mendalam bagi keluarga serta masyarakat sekitar.
Bocah yang ditemukan tewas tersebut diketahui berjenis kelamin laki-laki, berusia sekitar 8 tahun. Ia sebelumnya dilaporkan hilang sejak Selasa sore (24/6), memicu pencarian intensif oleh keluarga dan warga Bandar Lampung di sekitar lokasi kejadian.
Jasad korban pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang hendak beraktivitas di pinggir sungai. Melihat adanya benda mencurigakan mengambang, saksi kemudian memastikan dan langsung melaporkan penemuan tersebut kepada aparat desa dan kepolisian setempat.
Tim gabungan dari Basarnas, BPBD, dan kepolisian segera mendatangi lokasi penemuan. Proses evakuasi jasad bocah tersebut dilakukan dengan hati-hati. Keadaan jasad yang sudah mulai membengkak mengindikasikan bahwa korban telah tenggelam cukup lama.
Setelah berhasil diangkat, jasad korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) untuk divisum. Pihak kepolisian juga segera menghubungi keluarga korban untuk proses identifikasi lebih lanjut. Warga Bandar Lampung berduyun-duyun menyaksikan proses evakuasi.
Dugaan sementara, bocah tersebut terpeleset atau terjatuh saat bermain di pinggir sungai yang debit airnya cukup deras setelah hujan. Kurangnya pengawasan dari orang tua atau pengasuh sering menjadi faktor pemicu insiden tragis semacam ini.
Keluarga korban tidak dapat menahan tangis dan kesedihan yang mendalam saat mengetahui bahwa jasad yang ditemukan adalah anak mereka. Kepergian sang bocah secara tragis ini meninggalkan luka yang sangat mendalam di hati mereka.
Pihak kepolisian mengimbau kepada seluruh warga Bandar Lampung, khususnya para orang tua, untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak. Terutama saat bermain di dekat sungai, kolam, atau area berair lainnya yang berpotensi berbahaya.
Musibah ini menjadi pengingat penting akan bahaya bermain di dekat sungai tanpa pengawasan. Pemerintah daerah juga diharapkan dapat memasang rambu peringatan atau pengaman di area-area sungai yang rawan kecelakaan.
