Menyusun Anggaran A La Pro: Hitung Biaya Tersembunyi Selain Harga Jual

Pembelian properti seringkali terasa terjangkau hanya dengan melihat harga jualnya saja. Padahal, Menyusun Anggaran pembelian rumah memerlukan pandangan menyeluruh, termasuk biaya-biaya tersembunyi yang seringkali diabaikan oleh pembeli pemula. Biaya-biaya ini, yang dikenal sebagai closing costs, dapat mencapai persentase signifikan dari harga jual, dan kegagalan menghitungnya bisa menyebabkan stres finansial mendadak.

Biaya pertama yang wajib dipertimbangkan adalah Pajak dan Biaya Notaris. Ini mencakup Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang menjadi tanggungan pembeli, serta biaya notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) untuk pengurusan Akta Jual Beli (AJB). Besaran biaya ini bervariasi tergantung wilayah, namun seringkali mencapai 5% hingga 7% dari harga transaksi.

Jika pembelian melibatkan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), tambahkan biaya provisi dan administrasi bank. Biaya provisi adalah persentase dari plafon pinjaman, sementara biaya administrasi mencakup berbagai fee bank. Menyusun Anggaran KPR juga harus menyertakan biaya asuransi jiwa dan asuransi kebakaran yang diwajibkan oleh bank selama masa pinjaman untuk melindungi kepentingan finansial kedua belah pihak.

Untuk properti bekas, biaya inspeksi atau appraisal bank tidak boleh dilewatkan. Bank akan menunjuk penilai independen untuk memverifikasi nilai properti sebelum menyetujui KPR. Biaya ini ditanggung oleh pemohon KPR. Menyusun Anggaran untuk rumah bekas juga harus mencakup dana cadangan substansial untuk perbaikan minor yang mungkin muncul setelah serah terima kunci.

Setelah rumah menjadi milik Anda, biaya-biaya operasional bulanan mulai berjalan. Ini meliputi Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL) di perumahan klaster, biaya keamanan, sampah, dan tentu saja, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahunan. Biaya rutin ini adalah komitmen jangka panjang yang harus diintegrasikan ke dalam Menyusun Anggaran rumah tangga bulanan Anda.

Kesalahan umum lainnya adalah melupakan biaya transisi. Ini termasuk biaya pindahan, pembelian perabotan baru (jika diperlukan), dan biaya pemasangan utilitas dasar seperti listrik pascabayar, air, dan internet. Meskipun bukan biaya legal, biaya transisi ini perlu dicatat agar tidak mengganggu arus kas segera setelah Anda pindah.

Menyusun Anggaran yang profesional juga mencakup negosiasi biaya. Beberapa biaya notaris mungkin dapat dinegosiasikan, atau pada kasus pembelian dari pengembang, sebagian biaya legal mungkin ditanggung oleh pengembang sebagai bagian dari promosi. Selalu tanyakan rincian biaya secara transparan kepada notaris atau sales marketing sejak awal.

Kesimpulannya, Menyusun Anggaran untuk pembelian properti adalah tentang transparansi diri terhadap seluruh pengeluaran. Dengan menghitung seluruh closing costs, biaya KPR, dan biaya operasional jangka panjang di muka, Anda dapat memasuki proses pembelian dengan percaya diri dan memastikan bahwa kepemilikan rumah pertama Anda benar-benar bebas dari kejutan finansial yang tidak menyenangkan.

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org