Sebuah insiden keracunan makanan menimpa 12 murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Durian Payung di Bandar Lampung. Para murid tersebut mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi jajanan yang dijual di kantin sekolah. Kejadian ini sontak membuat pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar khawatir.
Kronologi Kejadian:
- Kejadian bermula saat jam istirahat sekolah, di mana sejumlah murid membeli jajanan di kantin sekolah.
- Tak lama setelah mengonsumsi jajanan tersebut, mereka mulai merasakan gejala pusing, mual, muntah, dan sakit perut.
- Pihak sekolah segera bertindak dengan melarikan para murid yang mengalami keracunan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) A. Dadi Tjokrodipo untuk mendapatkan penanganan medis.
- Dari hasil pemeriksaan laboratorium, penyebab keracunan bukan dari produk jajanan itu sendiri, melainkan dari tempat penyimpanan jajanan yang tidak higienis.
Jenis Jajanan yang Diduga Jadi Penyebab:
- Jajanan yang diduga menjadi penyebab keracunan adalah makanan ringan kemasan.
- Jajanan tersebut adalah makanan ringan merek C&J Candy Joy/Bomb Stripe.
- Selain jajanan kemasan, murid-murid tersebut juga mengonsumsi es teh yang dijual di kantin sekolah.
- Dari hasil uji laboratorium, kedua produk tersebut negatif dari cemaran logam berat.
Langkah Antisipasi:
- Pihak sekolah diharapkan dapat lebih selektif dalam memilih dan memantau jajanan yang dijual di kantin sekolah.
- Penting bagi pihak sekolah untuk memastikan kebersihan dan higienitas kantin serta tempat penyimpanan makanan.
- Orang tua juga perlu berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada anak-anak mengenai pentingnya memilih jajanan yang sehat dan aman.
- Penting bagi pihak sekolah untuk bisa mengedukasi kepada penjual kantin sekolah, agar selalu menjaga kebersihan dari tempat penyimpanan makanan.
- Agar semua pihak yang terkait bisa bekerja sama untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Kesimpulan:
Kejadian keracunan makanan di SDN 1 Durian Payung ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak. Keamanan dan kesehatan murid-murid di sekolah harus menjadi prioritas utama. Dengan pengawasan dan tindakan pencegahan yang tepat, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang kembali.
Semoga artikel ini dapet memberikan informasi dan pengetetahuan kepada pembaca terimakasih !.
